Profil Desa Darma
Ketahui informasi secara rinci Desa Darma mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Darma, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga. Didukung objek wisata unggulan Gua Lawa (Golaga), desa ini sukses bertransformasi menjadi pusat turisme dan ekonomi kreatif, yang secara signifikan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan warganya.
-
Magnet Wisata Utama
Desa Darma merupakan lokasi dari objek wisata ikonik Gua Lawa Purbalingga (Golaga), sebuah destinasi andalan yang menjadi motor penggerak utama perekonomian regional.
-
Transformasi Ekonomi
Perekonomian desa telah bergeser secara masif dari sektor pertanian tradisional ke industri pariwisata, jasa, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berkembang pesat.
-
Tata Kelola Kolaboratif
Pemerintah desa secara proaktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.

Desa Darma, yang berlokasi di Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, telah membuktikan diri sebagai contoh sukses transformasi desa melalui optimalisasi potensi lokal. Berkat keberadaan objek wisata fenomenal Gua Lawa Purbalingga (Golaga), desa yang dahulu bertumpu pada sektor agraris ini kini menjelma menjadi sebuah pusat pariwisata yang dinamis. Inovasi dalam pengelolaan, pengembangan infrastruktur pendukung dan pemberdayaan masyarakat menjadi pilar utama yang menopang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup ribuan warganya secara berkelanjutan.
Kisah Desa Darma ialah cerminan bagaimana sebuah potensi alam yang luar biasa dapat dikelola secara profesional untuk memberikan dampak ekonomi langsung. Keberhasilan ini tidak datang secara instan, melainkan melalui proses panjang sinergi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan partisipasi aktif masyarakat yang memiliki kesadaran wisata tinggi. Desa ini kini tidak hanya dikenal di tingkat regional, tetapi juga menjadi destinasi yang diperhitungkan di kancah nasional.
Letak Geografis dan Kondisi Demografi
Secara kewilayahan, Desa Darma terletak di bagian utara Kabupaten Purbalingga. Desa ini merupakan satu dari 11 desa di Kecamatan Kertanegara dan memiliki posisi strategis karena menjadi gerbang utama menuju destinasi wisata andalan. Luas wilayah Desa Darma tercatat sebesar 186,20 hektar, yang sebagian besar terdiri dari permukiman padat dan lahan yang dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas pariwisata.
Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Desa Darma ialah 5.165 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.607 penduduk laki-laki dan 2.558 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang relatif tidak terlalu besar, kepadatan penduduk di desa ini tergolong sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 2.774 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini merefleksikan karakter wilayah yang telah berkembang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan permukiman.
Adapun batas-batas administratif Desa Darma yakni sebagai berikut:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Karangtengah
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Karangtengah
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan Desa Kertanegara
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Langkap
Desa Darma dapat diidentifikasi dengan kode pos 53351 dan kode wilayah administrasi Kemendagri 33.03.18.2003. Kondisi topografi yang berada di kawasan perbukitan memberikan lanskap yang asri dan udara sejuk, menjadi nilai tambah bagi daya tarik wisata di wilayah ini.
Gua Lawa Purbalingga: Jantung Perekonomian Desa
Faktor utama yang mendefinisikan Desa Darma tidak lain ialah keberadaan Gua Lawa Purbalingga atau yang populer dengan jenama Golaga. Objek wisata ini bukan sekadar gua biasa, melainkan sebuah gua lava purba yang terbentuk dari aliran magma beku jutaan tahun lalu, membuatnya unik dan berbeda dari gua kapur (karst) pada umumnya. Keunikan geologis inilah yang menjadi daya tarik ilmiah sekaligus wisata.
Sejarah penemuan gua ini diselimuti oleh cerita turun-temurun, namun pengembangannya sebagai destinasi wisata modern dimulai beberapa dekade lalu dan mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Kabupaten Purbalingga, melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar), melakukan revitalisasi besar-besaran, mengubah wajah Gua Lawa menjadi lebih menarik, aman, dan nyaman bagi pengunjung.
Pengembangan Golaga meliputi:
- Pencahayaan ArtistikPemasangan lampu warna-warni di dalam gua yang menonjolkan keindahan stalaktit dan stalagmit, menciptakan suasana magis dan fotogenik.
- Fasilitas ModernDi dalam kompleks gua, dibangun fasilitas unik seperti coffee shop yang memungkinkan pengunjung menikmati kopi di tengah suasana perut bumi. Terdapat pula sebuah aula besar dengan akustik alami yang kerap digunakan untuk pertunjukan musik dan acara-acara khusus.
- Penamaan Ruang IkonikBagian-bagian dalam gua diberi nama yang khas, seperti Gua Istana Lawa, Gua Batu Keris, Pancuran Slamet, dan Gua Ratu, masing-masing dengan ceritanya sendiri yang menambah daya tarik eksplorasi.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, dalam berbagai kesempatan menekankan komitmennya untuk menjadikan Golaga sebagai destinasi wisata berkelas dunia. "Kita ingin Golaga tidak hanya menjadi kebanggaan Purbalingga, tetapi juga menjadi magnet wisata yang mampu bersaing di tingkat internasional. Peningkatan fasilitas dan promosi akan terus kita lakukan," ujarnya. Keberadaan Golaga inilah yang menjadi jantung yang memompa kehidupan ekonomi bagi seluruh Desa Darma.
Transformasi Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kehadiran Golaga telah memicu pergeseran fundamental dalam struktur ekonomi Desa Darma. Sektor pertanian yang dahulu dominan kini telah beralih ke sektor jasa dan pariwisata. Transformasi ini terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi warga.
Pertama, penciptaan lapangan kerja langsung. Ratusan warga Desa Darma terserap sebagai tenaga kerja di dalam kompleks Golaga, mulai dari petugas tiket, pemandu wisata, petugas kebersihan, keamanan, hingga staf di kedai kopi dan pusat informasi. Keterlibatan langsung ini memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata dirasakan oleh masyarakat lokal.
Kedua, ledakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di sepanjang jalan menuju Golaga dan di sekitar area parkir, berjejer puluhan kios dan warung milik warga. Mereka menjual beragam produk, mulai dari kuliner khas seperti mendoan, soto, dan minuman legen, hingga aneka suvenir dan oleh-oleh seperti kaos, gantungan kunci, dan kerajinan tangan lokal. Pusat oleh-oleh yang terkelola dengan baik menjadi etalase bagi produk-produk unggulan dari seluruh Purbalingga, namun tetap memprioritaskan produk dari warga Desa Darma.
Ketiga, berkembangnya jasa pendukung pariwisata. Seiring meningkatnya jumlah pengunjung, muncul pula usaha-usaha jasa lain seperti penyewaan penginapan (homestay), jasa parkir, dan toilet umum yang dikelola oleh kelompok masyarakat atau karang taruna. Rantai ekonomi ini terus berputar, menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang luas.
Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Proaktif
Pemerintahan Desa Darma, yang dipimpin oleh Kepala Desa Cahyono, memainkan peran vital sebagai fasilitator dan regulator di tingkat lokal. Pemerintah desa tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor aktif dalam memastikan bahwa pembangunan pariwisata berjalan selaras dengan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Salah satu fungsi utama pemerintah desa ialah menjalin komunikasi dan koordinasi yang erat dengan pengelola Golaga dan Dinporapar Kabupaten Purbalingga. Sinergi ini penting untuk menyelaraskan program, seperti pengelolaan sampah, penataan pedagang, dan pengaturan lalu lintas saat musim puncak kunjungan.
Di tingkat internal, pemerintah desa, bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengalokasikan sebagian Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur pendukung, seperti perbaikan jalan lingkungan, pembangunan drainase, dan penerangan jalan umum. Tata kelola administrasi yang terstruktur dalam 4 dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 22 Rukun Tetangga (RT) memastikan setiap kebijakan dan informasi dapat tersampaikan secara efektif ke seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah desa juga berperan dalam pembinaan UMKM lokal, bekerja sama dengan dinas terkait untuk memberikan pelatihan tentang kualitas produk, pengemasan, dan pemasaran digital, mempersiapkan warga untuk mampu bersaing di era ekonomi modern.
Aspek Sosial Budaya di Tengah Arus Pariwisata
Arus wisatawan yang datang membawa perubahan pada lanskap sosial dan budaya Desa Darma. Masyarakat yang dahulu homogen kini menjadi lebih terbuka dan terbiasa berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Semangat "Sadar Wisata" dan prinsip Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, Kenangan) telah mendarah daging dan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat.
Keramahan warga menjadi salah satu nilai jual utama yang membuat pengunjung merasa betah dan ingin kembali. Nilai-nilai gotong royong tradisional tetap terjaga, namun diwujudkan dalam bentuk baru, seperti kerja bakti rutin untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar objek wisata.
Di sisi lain, tantangan sosial juga muncul, seperti potensi pergeseran nilai dan komersialisasi yang berlebihan. Namun dengan kuatnya peran tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lembaga desa, nilai-nilai kearifan lokal terus dijaga sebagai filter terhadap dampak negatif. Kehidupan religius yang berjalan baik dan kegiatan pemuda yang positif melalui karang taruna menjadi benteng sosial yang kokoh.
Menjaga Momentum untuk Masa Depan Berkelanjutan
Desa Darma di Kecamatan Kertanegara merupakan sebuah etalase hidup tentang bagaimana pariwisata dapat menjadi mesin penggerak kemajuan desa. Dengan Golaga sebagai episentrumnya, desa ini telah berhasil mengubah tantangan menjadi peluang, menciptakan lapangan kerja, dan membangun ekosistem ekonomi yang mandiri. Keberhasilan ini ditopang oleh visi yang jelas dari pemerintah kabupaten, tata kelola yang adaptif dari pemerintah desa, serta semangat kewirausahaan dan keramahan dari warganya.
Ke depan, tantangan utama ialah menjaga momentum pertumbuhan ini secara berkelanjutan. Diversifikasi produk wisata di luar gua, pengembangan atraksi budaya, peningkatan kualitas homestay, dan penguatan pemasaran digital merupakan beberapa langkah strategis yang dapat ditempuh. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Desa Darma tidak hanya akan mempertahankan statusnya sebagai desa wisata unggulan, tetapi juga dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengelola anugerah alam untuk kemakmuran bersama.